5 Cara AI Mentransformasi Industri Konstruksi
Industri konstruksi global hanya tumbuh 1 persen per tahun selama beberapa dekade terakhir. Mari bandingkan hal ini dengan tingkat pertumbuhan 3,6 persen di bidang manufaktur dan 2,8 persen untuk seluruh ekonomi dunia. Produktivitas, atau total output ekonomi per pekerja, tetap stagnan dalam industri konstruksi. Sebagai perbandingan, tingkat produktivitas telah tumbuh 1500 persen di bidang ritel, manufaktur, dan pertanian sejak tahun 1945. Salah satu alasan mengapa hal ini terjadi dikarenakan industri konstruksi merupakan salah satu industri yang paling tidak terdigitalisasi di dunia dan lambat untuk mengadopsi teknologi baru (McKinsey, 2017).
Untuk itulah beberapa perusahaan konstruksi terkemuka di dunia mulai melakukan pembenahan. Machine learning dan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan mulai mendapat perhatian dan diharapkan dapat membuat pekerjaan lebih efisien dan menghemat pengeluaran perusahaan.
Potensi penerapan machine learning dan AI dalam bidang konstruksi sangatlah luas. Berikut 5 cara AI mentransformasi industri konstruksi.
1. Mencegah Kebocoran Anggaran
Sebagian besar proyek besar mempekerjakan tim proyek dengan kualitas yang baik, namun tetap saja pengerjaan proyek melampaui batas anggaran. Artificial Neural Networks (ANN) digunakan pada proyek untuk memprediksi pembengkakan biaya berdasarkan faktor-faktor seperti ukuran proyek, jenis kontrak dan tingkat kompetensi manajer proyek. Data historis seperti tanggal mulai dan berakhir juga dapat digunakan untuk memperkiraan timeline pengerjaan berikutnya. AI juga dapat membantu tim proyek untuk mempelajari fenomena dalam proyek secara real dari jarak jauh, yang nantinya akan membantu mereka meningkatkan keterampilan dan pengetahuan terkait proyek yang sedang dan akan dikerjakan sehingga tidak perlu untuk memasukkan sumber daya baru ke proyek.
2. Memitigasi Risiko
Setiap proyek konstruksi memiliki beberapa risiko dalam berbagai bentuk seperti Quality, Safety, Time, dan Cost Risk. Semakin besar proyek, semakin besar risiko, karena ada banyak sub-kontraktor yang bekerja pada proyek yang berbeda secara paralel. Solusi AI dan machine learning saat ini digunakan kontraktor untuk memantau dan memprioritaskan risiko di lokasi kerja, sehingga tim proyek dapat memfokuskan waktu dan sumber daya terbatas pada risiko terbesar yang mungkin terjadi. AI secara otomatis dapat menetapkan prioritas risiko tersebut. Sub-kontraktor juga dinilai berdasarkan skor risiko sehingga manajer konstruksi dapat bekerja sama dengan tim yang memiliki potensi risiko besar dengan langkah yang tepat.
3. Perencanaan Proyek
Perusahaan konstruksi dapat menggunakan robot untuk memindai otomatis lokasi konstruksi dalam bentuk 3D dan kemudian memasukkan data tersebut ke dalam deep neural networks. Jika terjadi hal-hal yang tampak keluar jalur, tim manajemen dapat turun tangan untuk menangani masalah kecil sebelum menjadi masalah besar. Algoritma di masa depan nantinya akan menggunakan teknik AI yang dikenal sebagai “reinforcement learning.” Teknik ini memungkinkan algoritma untuk belajar berdasarkan trial dan error. Teknik ini dapat membantu dalam perencanaan proyek karena mengoptimalkan cara terbaik dan dapat memperbaiki kemampuannya sendiri dari waktu ke waktu.
4. AI untuk Keselamatan Pekerja
Risiko pekerja kehilangan nyawa dalam industri konstruksi adalah sebanyak lima kali lebih tinggi daripada di bidang lainnya. Menurut OSHA, penyebab utama kematian pekerja sektor swasta (tidak termasuk tabrakan jalan raya) khususnya di dalam industri konstruksi yaitu jatuh dari ketinggian, tertimpa material, sengatan listrik, dan terperosok. Sebuah kontraktor yang berbasis di Boston dengan penjualan jasa tahunan sebesar 3 Miliar US Dolar sedang mengembangkan algoritma yang dapat menganalisis foto di lokasi kerja, lalu memindai foto-foto tersebut untuk memetakan kecelakaan, seperti pekerja yang tidak mengenakan alat pelindung diri (APD) dan menghubungkan gambar dengan catatan kecelakaannya. Harapannya teknologi ini nantinya akan dapat mengurangi tingkat kecelakaan.
5. AI dan Big Data dalam Industri Konstruksi
Pada saat sejumlah besar data tentang konstruksi dikumpulkan setiap harinya, sistem AI dihadapkan pada jumlah data yang tak ada habisnya untuk dipelajari dan diperbaiki. Setiap lokasi proyek menjadi sumber data potensial untuk AI. Data yang dihasilkan dari gambar yang diambil dari perangkat seluler, video drone, sensor keamanan, dan Building Information Modeling (BIM) akan menjadi kumpulan informasi yang sangat potensial untuk diolah. Hal ini menjadi kesempatan bagi para profesional dan pengguna industri konstruksi untuk menganalisis dan mendapatkan manfaat dari insight yang dihasilkan dari data tersebut dengan bantuan AI dan sistem machine learning.
Widya Indonesia saat ini juga tengah mengembangkan AI untuk bidang konstruksi. Dengan bekerja bersama salah satu perusahaan konstruksi terbesar di Indonesia, yaitu PT PP kami akan segera menghadirkan solusi konstruksi dengan AI sesuai dengan kebutuhan yang ada industri konstruksi baik di dalam dan luar negeri.